Berita Terbaru
sgdsfdsfds
Di unggah oleh Roedy Lintas Magetan pada Sabtu, 15 Agustus 2015 | 03.12
Kancing Baju NU
Di tengah perhelatan akbar Muktamar Ke-33 di Jombang terselip banyak hal menarik, bahkan menggelikan.
Salah satunya terdapat muktamirin yang mengenakan baju berkancing kurang lengkap. Sontak, salah satu rekannya menyadari ada pemandangan ganjil pada penampilan kawannya itu.
"Mas, itu nampaknya kancing baju sampean masih belum lengkap dikancingkan."
Tak kehabisan ide, muktamirin itu mencoba ngeles. "Kita kan NU. wah sampean itu kayak nggak paham aja."
Masih merasa bingung, kawannya bertanya-tanya, "Memang ada ya relevansinya kancing baju yang ganjil, dengan identitas Nahdliyin??"
"Loohh, orang NU kalo setelannya rapi itu kan biasa. Tapi kalo nyleneh sedikit kan... laa wong NU kok," timpal muktamirin itu sambil membenahi kancing bajunya. Ggrr... (Anwar Kurniawan)
Salah satunya terdapat muktamirin yang mengenakan baju berkancing kurang lengkap. Sontak, salah satu rekannya menyadari ada pemandangan ganjil pada penampilan kawannya itu.
"Mas, itu nampaknya kancing baju sampean masih belum lengkap dikancingkan."
Tak kehabisan ide, muktamirin itu mencoba ngeles. "Kita kan NU. wah sampean itu kayak nggak paham aja."
Masih merasa bingung, kawannya bertanya-tanya, "Memang ada ya relevansinya kancing baju yang ganjil, dengan identitas Nahdliyin??"
"Loohh, orang NU kalo setelannya rapi itu kan biasa. Tapi kalo nyleneh sedikit kan... laa wong NU kok," timpal muktamirin itu sambil membenahi kancing bajunya. Ggrr... (Anwar Kurniawan)
Masuk Islam dengan 11 Perkara
HR salah satu tersangka kasus BLBI tengah kebingungan. Ia masuk
daftar DPO dan sudah beberapa minggu ini dilanda ketakutan luar biasa.
Akhirnya ia menemukan akal setelah memutar otak. Ia akan menemui kiai
kharismatik dan pura-pura masuk Islam. Dengan berstatus mualaf ia
berharap ada keringanan hukuman bila sewaktu-waktu ketangkap.
Singkat cerita ia pergi menghadap kiai langitan yang terkenal kharismatik.
“Assala-mu ngalekum." Sapanya difaseh-fasehkan.
“Wa’alaikum salam," jawab Kiai.
"Pak kiai, tujuan kedatangan saya yang pertama adalah silaturahmi,
dan yang kedua adalah menyampaikan keinginan saya untuk masuk Islam.
Karenanya, saya mohon pak kiai untuk memberi bimbingan dan pencerahan."
"Sdh mantap betul mau masuk Islam?"
"Sudah mantap Pak Kiai," kata HR dengan intonasi meyakinkan
"Okey lah, kalau begitu. Namun sebelum mengambil keputusan perlu
diketahui terlebih dahulu prinsip-prinsip ajaran Islam yang disebut
rukun Islam dan rukun Iman.
"Apa itu pak kiai," serunya dengan wajah dibuat-buat biar nampak semangat
"Begini. Dalam agama Islam mengetahui dan mengamalkan kedua rukun itu
wajib hukumnya. Untuk rukun Islam ada lima perkara dan rukun iman ada
enam perkara.”
"Apa? Lima tambah enam berarti sebelas perkara! Banyak sekali! Apa
gak bisa kurang pak kiai?" Kali ini tidak pura-pura lagi, benar-benar
kaget.
"Untuk masalah yang satu ini tidak ada tawar menawar," jawabnya masih belum paham.
"Begini pak kiai, untuk urus satu perkara saja saya bisa habis Rp. 25
milyar apalagi sebelas perkara. Terus terang saya nggak sanggup. Yang
tadi terpaksa saya batalkan. Lebih baik saya tetap kafir," katanya
sewot.
Kiai: ???
Langganan:
Postingan (Atom)